
CLC Lokal Yogyakarta telah mengadakan acara Mendalami Semangat Ignasian. Temanya yaitu Carlo Acutis – Semangat Hidup Suci di Jaman Ini. Acara tersebut sudah kami selenggarakan pada Hari Senin, 9 November 2020 jam 18:00 (6 sore).
Carlo Acutis – Beato yang masih remaja ini – mewakili generasi Millenial yang memiliki Semangat Magis terutama dalam hal mengikuti Ekaristi, rajin Rosario dan meluangkan waktu untuk Devosi.
Carlo Acutis menjadi sosok pahlawan bagi banyak anak muda yang sering galau, kehilangan arah dan kurang tertarik untuk mengikuti Ekaristi. Carlo Acutis ini justru memanfaatkan teknologi Internet untuk menjadi seorang “Influencer Yesus” bagi banyak orang muda yang tersesat dan ‘kecanduan’ dengan kegiatan/hiburan tidak sehat yang banyak terdapat di banyak sosial media dan beragam situs hiburan.
Acaranya santai. Ngobrol bareng. Untuk menfasilitasi acara ini, kami memberikan materi bacaan dan referensi tentang Carlo Acustis di bawah ini sebelum acara diselenggarakan. Tujuannya supaya kita memiliki porsi waktu yang lebih banyak untuk sharing dan meningkatkan budaya membaca sebelum sharing dan berpendapat.
CLC di Yogyakarta
MATERI BACAAN: CARLO ACUTIS

Siapakah Mas Carlo ini?
Mas Carlo ini punya nama lengkap Carlo Acutis. Dia terlahir di London pada 3 Mei 1991. Orangtuanya adalah Andrea Acutis dan Antonia Salzano.
Mas Carlo ini parokinya di mana?
Gereja Paroki asal Carlo Acutis adalah Gereja Santa Maria Segreta, Milan. Pada tanggal 18 Mei 1991, dia dibaptis di Gereja Our Lady of Dolours, London.
Kapan Mas Carlo menerima Komuni pertamanya?
Dia menerima Komuni Kudus untuk pertama kalinya pada tanggal 16 Juni 1998 di Biara Pertapa Perego. Usianya 7 tahun saat itu. Usia yang terlalu dini untuk menerima Komuni.
Seperti apakah perjalanan hidup Mas Carlo?
TK pada usia 4 tahun pada tahun 1995. SD dan Sekolah Menengah di Instituto Tommaseo. Sekolah Menengah Atas Instituto Leone XIII (sebuah lembaga Yesuit).
Apa kegiatan sehari-harinya?
Mas Carlo ini punya hobi sepak bola. Dia seperti anak-anak lainnya juga suka bermain video game. Tidak berbeda dengan anak seumurnya, Carlo juga suka menonton Anime. Serial Anime favorit Carlo Acutis adalah Pokemon.
Mas Carlo ini memiliki ketertarikan khusus di dunia programming. Dia menggunakan keahliannya itu untuk membangun situs yang memuat katalog Mukjizat Ekaristi di seluruh dunia. Baginya kesempatan mengikuti Ekaristi itu sangatlah indah dan sungguh memberi kebahagiaan.
“The more Eucharist we receive, the more we will become like Jesus, so that on this earth we will have a foretaste of heaven”.
Carlo Acutis
Lebih kurang ucapannya berarti: “Makin sering kita mengikuti Ekaristi, kita akan menjadi lebih mirip dengan Yesus, sehingga di atas bumi terasa seperti di dalam surga.”
Dia meninggal karena apa?
Mas Carlo ini mendapati dirinya menderita Leukimia. Diagnosanya dia dapati tiga hari sebelum kematiannya. Mas Carlo tak pernah mengeluh tentang sakitnya. Dia menyerahkan hidupnya sepenuhnya untuk Yesus.
Mas Carlo meninggal dunia pada 12 Oktober 2006 dan dimakamkan di pemakaman Santa Maria Maggiore, Asisi, Italia – sesuai permintaanya sebelum meninggal. Saat Mas Carlo meninggal, usianya terbilang masih sangat muda yaitu 15 tahun. Masih remaja.

Kapan dia mendapat gelar Beato?
Paus Fransiskus memberikan gelar Beato pada Carlo Acutis pada 10 Oktober 2020. 14 tahun setelah kematian Mas Carlo.

Nilai Nilai Rohani yang dihayati
Carlo Acutis memiliki cinta khusus kepada Tuhan dan Bunda Maria, melalui doa Rosario serta berdevosi.
Memiliki waktu hening/adorasi, mengaku dosa setiap minggu, rajin mengikuti Ekaristi setiap hari.
Setiap hari Carlo menghabiskan waktu beberapa menit untuk berdoa dengan tenang di hadapan Tabernakel.
Dia membaca buku tentang Api penyucian dan doa-doa yang dipersembahkan bagi jiwa-jiwa yang menderita di api penyucian.
Carlo berdevosi kepada para malaikat kudus.
Carlo mengumpulkan data lebih dari 136 Mukjizat Ekaristi.
Carlo menjadi seorang Katekis pada usia 11 tahun.
Carlo percaya bahwa cara yang paling efektif untuk menolong jiwa-jiwa di api penyucian adalah Misa Kudus.
Bersemangat untuk melakukan sesuatu untuk menarik jiwa kepada Yesus, Carlo muda mulai mengumpulkan data mukjizat Ekaristi. Dia diyakinkan bahwa orang-orang tidak mampu untuk menjauh dari Misa Kudus jika mereka tahu tentang mukjizat – mukjizat Ekaristi yang diakui.
Pada hari-hari terakhir Mas Carlo, Dia berkata kepada ibunya, “Kita selalu dinantikan di Surga.” Dan sesaat sebelum kematiannya, ia dengan gembira berkata kepada ibunya, “Saya bisa meninggal dengan bahagia, karena saya tidak mensia-siakan waktu hingga satu menit pun untuk hal-hal yang tidak menyenangkan Tuhan.”
Sebelum kematian Carlo, dia berkata kepada ibunya, “Mama, saya ingin meninggalkan rumah sakit ini, tetapi saya tahu saya tidak akan melakukannya dalam keadaan hidup, saya akan memberimu tanda-tanda, bahwa saya bersama Tuhan. Golgota untuk semua orang. Tidak seorangpun yang bisa melarikan diri dari Salib”.
Semangat yang ada dalam diri Carlo Acutis

1. Bersahabat dengan Malaikat Pelindung
2. Bersahabat dengan Yesus
3. Mencintai Ekaristi
4. Curhat pada Tuhan
5. Andalkan Tuhan
6. Utamakan surga
7. Tempatkan Yesus di hati
8. Selalu mendekatkan pada Yesus
9. Hindari yang fana
10. Hargai Tubuh Kristus
11. Mendengarkan bisikan Yesus
12. Tidak munafik
13. Cintai penderitaan
14. Cintai Bunda Maria
15. Cintai Tuhan setiap detik
Referensi Bacaan
- Daftar Mukjizat Ekaristi (yang dikumpulkan oleh Carlo Acutis)
- Laman Wikipedia: Carlo Acutis
- Laman Wikipedia: Beatifikasi
- Berita BBC: Perantara Surga
- Vatican News: Carlo Acutis: Millennial generation has a Blessed
- Vatican News: Pope: ‘Blessed Carlo Acutis a witness of Christ for younger generations’
- Beato Carlo Acutis: Siapa Dia Itu Sebenarnya?
- 18 Hal Menarik tentang Beato Carlo Acutis
Video Terkait
Pertanyaan untuk Sharing dan Refleksi
- Sejauh manakah kita memikirkan akan kematian atau kehidupan selanjutnya? Karena hidup tidak hanya saat ini tetapi bahwa masih ada kehidupan yang akan datang.
- Iman seperti apa yang dibutuhkan atau kesiapan seperti apa untuk berani menjawab panggilan Tuhan?
- Carlo mengalami perjumpaan secara mistik atau akrab secara pribadi dengan Tuhan, sehingga mampu menjawab dan penuh iman, tidak takut menghadapi kematian, dengan yakin bahwa dia masuk surga, karena tidak menyia-nyiakan waktu sedetik pun yang menjauhkan dari Tuhan. Apakah kita sudah mengalaminya? Bagaimana menjaga atau menghidupi pengalaman pribadi ini untuk lebih akrab dengan Tuhan?
- Perjumpaan secara pribadi atau bersatu secara pribadi sangat intim dengan Tuhan yaitu melalui Ekaristi, tetapi mengapa masih malas untuk mengikuti Ekaristi? Bagaimana cara membangun semangat untuk sesering mungkin merayakan ekaristi?