
Renungan Harian
Minggu, 8 Januari 2023
HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN
Bacaan I: Yes. 60:1-6
Bacaan II: Ef. 3:2-3a, 5-6
Injil: Mat. 2:1-12
Berharga
Sianh itu, sepulang pelatihan saya mampir ke Cafe milik rekan saya yang baru buka. Itu bukan yang pertama kalinya, tapi itu yang pertama kali sejak secara tiba tiba dia keluar dari wag sebuah komunitas tempat kami beraktifitas bersama. Banyak yang bingung dengan apa yg terjadi, tapi tidak berani bertanya.
Maka siang itu saya menyengaja mampir untuk menyapa dan bertanya.
“Sebenarnya tidak ada apa apa sih, mungkin sedang sensi saja sih goe”jawabnya sambil menyeruput kopinya.
“Jadi artinya karena sesuatu di wag yah?” Tanya saya mempertajam
“Yah lucu sih kalau dipikir pikir. Goe agak tersinggung karena sedari awal cafe goe buka, sampai sekarang sudah hampir 6 bulan, teman teman tuh lebih memilih untuk kumpul dan pergi ke tempat tempat lain, tapi malah tidak menyempatkan diri mengunjungi tempat goe.
Yah goe tahu tempat gw agak jauh dari tengah kota, tapi juga nggak sampai keluar kota kan?
Katanya teman, kok malah nggak berasa didukung, bahkan diucapin selamat dan disapa gituh? Kalau memang relasi kita ada artinya, yah sekurangnya ngucapin selamat lah atau apa. Ini kayaknya cuma loe yang rajin mampir. Padahal loe sibuk juga kan, jadi bukan masalah waktu juga.
Yah, ini yg goe bilang sensi. Karena setelah keluar WAG, dan lewat beberapa hari, baru mikir, ngapain goe maksa orang yah. Tapi yah goe sadar diri juga lah, ngapain maksa diri masuk ke sana, kalo nggak ada rasa” jawabnya datar
Saya yakin ada komunikasi yang tidak tersampaikan, sehingga satu sama lain, memiliki ekspektasi dan asumsi yang berbeda, dan memunculkan konflik.
Tapi tidak dapat saya pungkiri, bahwa saat seseorang memiliki arti bagi kita, kita pasti akan dengan jelas menunjukan rasa simpati bahkan empati bagi mereka. Kita akan mengusahakan, jangankan mengunjungi mereka yang masih satu kota, yang berbeda kota pun akan kita lakukan, karena kita tahu itu berharga untuk dilakukan.
Sedemikian berhargalah Yesus, sang Raja, bagi para Majus dari Timur. Dari eropa, afrika dan asia, jauh berjalan menuju Bethlehem. Mengorbankan waktu, tenaga, dan harta untuk sesuatu yang sungguh dirasa berharga.
dan bertanya-tanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.
Apa yang berharga bagi hidup kita? Akankah kita mengupayakannya sedemikian rupa agar tercapai? Adakah Tuhan berharga bagi kita, dan kita rela berjuang untuk berjumpa denganNya?
Greg Tjai
Anda juga bisa membaca Renungan Harian melalui akun Instagram CLC Indonesia. Silakan kunjungi dan follow Instagram CLC Indonesia.