
Renungan Harian
Kamis, 26 Januari 2023
Peringatan Wajib St. Timotius dan Titus
Bacaan I: 2Tim. 1:1-8
Injil: Luk. 10:1-9
Disiapkan
Menjelang Pertemuan Nasional OMK 2005, saya bersama 2 orang lainnya dikumpulkan dan dipersiapkan untuk menjadi utusan Keuskupan, menemani ketua Komisi Kepemudaan di Keuskupan mengikuti perhelatan nasional ini.
Pertemuan Nasional dimasanya adalah ajang pertemuan yang tidak sekedar Perayaan, namun lebih menyerupai Sidang, yang sangat dinamis dan penuh buah buah rohani.
Sebelum pergi, kami dipersiapkan dan disegarkan pada informasi dan kebijakan kebijakan Reksa Pastoral Kepemudaan dimasa itu, termasuk informasi kondisi OMK di keuskupan Bandung. Pengalaman kami dalam proses pelayanan di teritorial dan kategorial pun menjadi hal yang kami persiapkan untuk kami bagikan nantinya.
Saat Pernas, kami berkumpul dengan teman teman utusan dari keuskupan lainnya. Di Cibubur kami berproses, mulai dari Misa pembukaan, misa harian, sidang, keakraban, diskusi sengit, sampai membuat rekomendasi OMK untuk Sidang Agung Katolik Indonesia (SAGKI) 2005.
Saat pulang dari pernas, ada banyak buah buah rohani yang saya bawa. Terutama pada issue kerusakan lingkungan, korupsi dan lemahnya pendidikan nilai.
Tapi jujur, rasanya berat sekali membawa amanat seruan Pernas ini. Dikepala sudah khawatir, apakah saya bisa melakukannya? Apakah sungguh perutusan kembali kami ke keuskupan dan kelompok kategorial selepas pernas, bisa menjadi tindakan nyata, dan bukan sekedar jargon yang lenyap dalam hitungan bulan. Saya khawatir.
Ketua komisi kepemudaan saya saat itu sering menggoda saya dengan bilang ‘khawatir’ adalah kata favorit saya. Mungkin karena dia tahu bahwa saya sudah dipersiapkan sedemikian rupa, tapi masih meragu dalam banyak hal. Saya meragu tentang dari mana saya memulainya, dengan siapa saya menjalankannya, mengapa sulit mengajak orang peduli, mengapa banyak yang juga tidak mendukung, dan banyak lagi kekhawatiran yg muncul.
Disaat saat itu, Bacaan hari ini, adalah bacaan yang kemudian menguatkan saya untuk belajar lebih tenang berjalan bersamaNya dalam pelayanan.
Kata-Nya kepada mereka: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala
Ada janji bahwa Tuhan akan selalu menemani kita, terutama disaat kita merasa harus berjalan sendiri, dan Tuhan akan mengirimkan bantuan lewat sesama, saat itu sungguh sesuai dengan kehendakNya.
Ada pengingat, bahwa semua itu bukan hal yang mudah, akan sulit, dan karenanya Dia menguatkan hati kita dan memberi kita petunjuk praktis dalam kerasulan pada sesama.
Jangan terganggu oleh sarana, fokus pada tujuan.
Terus berbuat baik, entah diterima atau tidak. Cukupkan dirimu dengan hal hal yang dibutuhkan dan bukan yang hanya ada karena dorongan hasrat keinginan semata. Setia, dan bawa damai dan kesembuhan, bukan sebaliknya.
Semoga sungguh kita bisa terus menjadi utusan, jangan menanti sempurna untuk diutus, karena walau Tuhan meminta kita selalu berjaga dan bersiap, Tuhan tak meminta kita sungguh sempurna, untuk mulai melayaniNya.
Tuhan ampuni kami orang yang banyak khawatir ini
Greg Tjai
Anda juga bisa membaca Renungan Harian melalui akun Instagram CLC Indonesia. Silakan kunjungi dan follow Instagram CLC Indonesia.