Renungan Harian: 23 Januari 2023

Renungan Harian
Senin, 23 Januari 2023

Bacaan I: Ibr. 9: 15,24-28
Injil: Mrk. 3:22-30

Fitnah

Sekali waktu untuk keperluan pengukuran awal sebelum proses pendampingan sebuah lembaga kami lakukan, kami melakukan observasi dan probing terhadap semua bagian terkait, terutama bagian Keuangan dan akuntansi, atas permintaan komisaris lembaga tersebut.

Di hari-hari awal, kami menemukan banyak keganjilan, dan semua mengarah pada satu titik, yaitu bagian accounting. Beberapa wawancara bahkan secara terbuka mengatakan bahwa kepala bagian akunting tidak cakap dalam menjalankan tugasnya, sampai banyak ketidakjelasan yang terjadi.

Tapi kami semakin terkejut, saat kami mewawancarai kepala akunting, dia sedemikian terbuka, dan setiap pertanyaan dijawab. Sampai akhirnya kami menanyakan keganjilan keganjilan yang kami curigai.

“Bapak bapak, saya tahu, waktu ini akan tiba. Saya selalu aneh, setiap kali ada revisi dan permintaan double, atau instruksi pembatalan dan penambahan anggaran dari manager dan kepala yang lain, bahkan bapak direktur.

Saya ini akuntan, tidak pegang akses uang secara langsung, kalau saya dibuat seolah saya melakukan perbuatan curang, cukup ikuti arah uang. Saya yakin itu tidak diawali di saya, atau berakhir di saya.

Kalau saya dijadikan alasan keuangan lembaga tidak berjalan baik, saya malah aneh, karena kerjaan saya justru selalu berbenah dan menambal sana sini.

Tapi karena saya tahu ini akan terjadi, silakan bandingkan sendiri, ini laporan yang saya yakin bapak sudah dapat dari manager dan bapak direktur. Dan ini pak, satunya, laporan keuangan yang saya yakini sebagai laporan yang sebenarnya.

Saya lengkapi dengan informasi bukti bukti transaksi hasil foto copy, yang dapat dicek ke suplyer, karena yang aslinya selalu ditarik secara berkala dan entah disimpan dimana. Tapi karena saya mulai curiga, saya rekap semua sendiri pak.

Saya tahu kebenaran hanya bisa dipastikan saat ada klarifikasi dan bukti. Saya hanya bisa berharap, ini cukup untuk memberi awalan pemeriksaan. Selebihnya, saya pasrah kalau saya di fitnah sebagai sumber kekacauan dan ketidakpastian di lembaga selama ini.” ibu itu jawabnya tenang, walau terlihat air mata menetes deras sepanjang dia menjelaskan dan memberi bukti bukti.

Tentunya hal ini membuat kami berpikir panjang. Tapi diakhir kami menemukan, bagaimana beberapa pihak bersekutu untuk melimpahkan tanggungjawab hanya pada satu orang ini.

Menimbang hal tersebut, kami serahkan temuan dan meminta komisaris selaku pemilik untuk memperhatikan dan melakukan kajian serta pemeriksaan yang layak dr Audit dan KAP sebelum kami melakukan pendampingan, mengingat ada perselisihan didalam lembaganya.

Beberapa waktu berselang, kami mendapat kabar, bahwa benar ibu kepala akunting di fitnah untuk kesalahan dan kecurangan yang terjadi. Dan setelah di periksa, betul bahwa kecurangan secara sistematis sudah terjadi di beberapa tingkat management.

Andai kami hanya mendengar berita yang disebarkan dan digaungkan oleh beberapa orang penting disana, mungkin kami bisa ambil jalan pintas untuk percaya dan mengusulkan penggantian kepala akunting. Dan lalu seolah semua akan baik dan beres.

Namun kita tahu, bahwa kebenaran sejati, harus lengkap dengan bukti, dan motivasi kerja serta prilakunya, teruji oleh waktu.

Saat kita mendengar sebuah berita, tanpa memahami bukti dan menyilangnya dengan fakta yang ada, kita sangat berpotensi jatuh dalam fitnah.

Dalam bacaan hari ini, Yesus difitnah.
ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: “Ia kerasukan Beelzebul,” dan: “Dengan penghulu setan Ia mengusir setan.”

Dengan pengaruh dan jabatan sosial dimasyarakat, mereka berusaha membunuh karakter Yesus dengan fitnah. Namun dengan bukti dan ketulusan motivasi kerajaan Allah, Yesus bertahan dan terus melakukan perbuatan kasih. Tuhan tidak berkenan dan membenci mereka yang melakukan fitnah, apa lagi menyebarnya.

Kita diajak untuk menjadi bijak, agar tak jatuh pada jurang fitnah, atau tanpa sadar, menjadi penyebar fitnah.

Tuhan ampuni kami orang berdosa ini.

Greg Tjai

Anda juga bisa membaca Renungan Harian melalui akun Instagram CLC Indonesia. Silakan kunjungi dan follow Instagram CLC Indonesia.
Iklan